Jumat, 07 Maret 2008

BUDIDAYA KARET

Produktifitas Usahatani Karet

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .

SYARAT TUMBUH

Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah
dan iklim sebagai berikut:

- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut,
suhu optimal 280 c.

- Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah
bervariasi dari 3,0-8,0

- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.

Karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, Mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan Memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.

P E M B I B I T A N

Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:

- Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
1/2 - 3/4 cm.

- -Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata
diambil dari ketiak daun.

- Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit
jendela dan kambium

- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang
tebalnya 0,04 mm.

- 2 minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.

- Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah pemotongan miring.


Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah:

GTI, LCB 1320 dan PR 228.



PENANAMAN


Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya .

Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan.

Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F
dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.

Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit
siap ditanam.

PEMELIHARAAN


Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam pengambilan unsur hara.


Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan.

Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggu
sekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian
1,80 m.


Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum
bercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang,
pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan


Lakukan pemupukan secara intensif pada tanaman baik pada kebun
persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan
pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenis
tanah.

Hama-hama penting yang sering menyerang karet adalah:

Pseudococcus citri
Pengendaliannnya dengan menggunakan insektisida jenis Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 -0,1%.

Kutu Lak (Laeciper greeni) Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi2%) ditambah Surfactan citrowett 0,025%.



Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: penyakit embun
tepung, penyakit daun, penyakit jamur upas, penyakit cendawan akar
putih-dan penyakit gugur dawn: Pencegahannya dengan menanam Klon yang
sesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan , tanaman secara tepat
dan teratur:


PENYADAPAN


Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan
sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:
- Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk
sudut 300.
- Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 - 2 mm.
- Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm.
- Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 - 7.30 pagi.

Inovasi teknologi tanaman pangan sebagai tanaman sela pada masa tanaman karet belum menghasilkan (TBM) dapat diterapkan. Pola tanam tanaman pangan disesuaikan dengan kondisi iklim atau curah hujan, yaitu padi - jagung – kedelai atau kacang tanah – kacang tunggak atau kacang uci. Tanaman pangan ditanam berjarak 1 m dari barisan karet, sedangkan tanaman karet ditanam dengan jarak 6 m x 3 m.

Manfaat inovasi ini adalah: bagi perkebunan rakyat, penerapan pola tanaman sela ini akan meningkatkan intensitas pemeliharaan kebun, Tanaman sela ditanam pada lahan gawangan sepanjang tahun, sehingga dapat pula berfungsi sebagai tanam penutup tanah untuk mengendalikan erosi dan pertumbuhan gulma, Memberikan pendapatan petani pada masa TBM, dan Memperbaiki struktur tanah.

Untuk mengoptimalkan pendapatan usaha perkebunan karet, telah ditemukan beberapa klon karet yang unggul dalam menghasilkan lateks dan kayu.

Klon IRR 5

Potensi keunggulan :

Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 1,8 ton/ha/tahun.

Lilit batang 51,7 cm pada umur 5 tahun.

Kadar karet kering (KKK) 34,5%.

Lateks sangat sesuai diolah menjadi SIR 3 WF, SIR 5 dan SIR 10.

Resisten terhadap gangguan penyakit gugur daun Colletotrichum dan Corynespora.

Pada daerah beriklim basah, klon IRR 5 digolongkan moderat terhadap gangguan penyakit cabang (jamur upas) dan mouldirot.

Klon IRR 42

Potensi keunggulan:

Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 5,68 kg/pohon/tahun.

Lilit batang 51,4 cm pada umur 5 tahun.

Resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum, Corynespora dan Oidium.

Kadar karet kering (KKK) 36,5%.

Lateks dapat diproses menjadi SIR-5.

Klon IRR 118

Potensi keunggulan:

Pertumbuhannya cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 2,1 ton/ha/tahun.

Lilit batang 48,9 cm pada umur 5 tahun.

Lateks dapat digunakan untuk produksi SIR 3 CV dan produk RSS, serta SIR 3L, SIR 5 dan SIR 10/20.

Cukup tahan terhadap penyakit Corynespora dan Colletotrichum.

Karet Busa Alam

Karet busa sintetis umumnya dibuat dari karet EVA/poliuretan karena ringan dan murah. Konsumsi busa sintetis di dalam negeri setiap tahun berkisar 19 juta lembar (Rp47 miliar), busa plastik 722.000 m2 (Rp665 juta), dan busa jok mobil 4.500 unit (Rp186 juta).

Proses produksi busa sintetis berisiko tinggi karena bahan bakunya (isosianat) beracun dan bersifat karsinogenik. Kondisi ini menyebabkan permintaan terhadap busa alam meningkat.

Busa alam lebih unggul dibanding busa sintetis dalam hal kenyamanan dan umur pakai. Untuk memberikan nilai kepegasan yang sama, busa alam hanya memerlukan ketebalan sepertiga dari busa sintetis.

Kelembagaan Industri Barang Jadi Karet

Berbagai produk karet keperluan umum telah mampu dihasilkan oleh industri berskala UKM atau perajin di perkotaan. Peralatan yang digunakan relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan umumnya bermutu kurang baik. Namun demikian pangsa pasarnya cukup besar yakni kalangan menengah ke bawah.

Dalam operasionalnya, perajin didukung oleh pihak penyedia kompon dan cetakan. Produksi biasanya berdasarkan pesanan dan produk dipasarkan oleh pihak lain (mediator atau pedagang antara). Barang jadi karet yang dihasilkan oleh UKM antara lain adalah sol sepatu, seal/gasket, onderdil mobil/ motor, serta asesori furnitur/ rumah tangga.

sumber : * Deptan disbun Sumsel/Litbang Deptan

BUDIDAYA KARET

Produktifitas Usahatani Karet

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .

SYARAT TUMBUH

Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah
dan iklim sebagai berikut:

- Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut,
suhu optimal 280 c.

- Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah
bervariasi dari 3,0-8,0

- Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.

Karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, Mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan Memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.

P E M B I B I T A N

Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:

- Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
1/2 - 3/4 cm.

- -Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata
diambil dari ketiak daun.

- Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit
jendela dan kambium

- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang
tebalnya 0,04 mm.

- 2 minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.

- Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah pemotongan miring.




Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah:

GTI, LCB 1320 dan PR 228.



PENANAMAN


Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya .

Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan.

Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F
dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump.

Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit
siap ditanam.

PEMELIHARAAN


Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam pengambilan unsur hara.


Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan.

Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggu
sekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian
1,80 m.


Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum
bercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang,
pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan


Lakukan pemupukan secara intensif pada tanaman baik pada kebun
persemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakan
pupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenis
tanah.

Hama-hama penting yang sering menyerang karet adalah:

Pseudococcus citri
Pengendaliannnya dengan menggunakan insektisida jenis Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 -0,1%.

Kutu Lak (Laeciper greeni) Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi2%) ditambah Surfactan citrowett 0,025%.



Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: penyakit embun
tepung, penyakit daun, penyakit jamur upas, penyakit cendawan akar
putih-dan penyakit gugur dawn: Pencegahannya dengan menanam Klon yang
sesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan , tanaman secara tepat
dan teratur:


PENYADAPAN


Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan
sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain:
- Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk
sudut 300.
- Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 - 2 mm.
- Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm.
- Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 - 7.30 pagi.

Inovasi teknologi tanaman pangan sebagai tanaman sela pada masa tanaman karet belum menghasilkan (TBM) dapat diterapkan. Pola tanam tanaman pangan disesuaikan dengan kondisi iklim atau curah hujan, yaitu padi - jagung – kedelai atau kacang tanah – kacang tunggak atau kacang uci. Tanaman pangan ditanam berjarak 1 m dari barisan karet, sedangkan tanaman karet ditanam dengan jarak 6 m x 3 m.

Manfaat inovasi ini adalah: bagi perkebunan rakyat, penerapan pola tanaman sela ini akan meningkatkan intensitas pemeliharaan kebun, Tanaman sela ditanam pada lahan gawangan sepanjang tahun, sehingga dapat pula berfungsi sebagai tanam penutup tanah untuk mengendalikan erosi dan pertumbuhan gulma, Memberikan pendapatan petani pada masa TBM, dan Memperbaiki struktur tanah.

Untuk mengoptimalkan pendapatan usaha perkebunan karet, telah ditemukan beberapa klon karet yang unggul dalam menghasilkan lateks dan kayu.

Klon IRR 5

Potensi keunggulan :

Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 1,8 ton/ha/tahun.

Lilit batang 51,7 cm pada umur 5 tahun.

Kadar karet kering (KKK) 34,5%.

Lateks sangat sesuai diolah menjadi SIR 3 WF, SIR 5 dan SIR 10.

Resisten terhadap gangguan penyakit gugur daun Colletotrichum dan Corynespora.

Pada daerah beriklim basah, klon IRR 5 digolongkan moderat terhadap gangguan penyakit cabang (jamur upas) dan mouldirot.

Klon IRR 42

Potensi keunggulan:

Pertumbuhan cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 5,68 kg/pohon/tahun.

Lilit batang 51,4 cm pada umur 5 tahun.

Resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum, Corynespora dan Oidium.

Kadar karet kering (KKK) 36,5%.

Lateks dapat diproses menjadi SIR-5.

Klon IRR 118

Potensi keunggulan:

Pertumbuhannya cepat dan berpotensi sebagai penghasil lateks dan kayu.

Rata-rata produksi 2,1 ton/ha/tahun.

Lilit batang 48,9 cm pada umur 5 tahun.

Lateks dapat digunakan untuk produksi SIR 3 CV dan produk RSS, serta SIR 3L, SIR 5 dan SIR 10/20.

Cukup tahan terhadap penyakit Corynespora dan Colletotrichum.

Karet Busa Alam

Karet busa sintetis umumnya dibuat dari karet EVA/poliuretan karena ringan dan murah. Konsumsi busa sintetis di dalam negeri setiap tahun berkisar 19 juta lembar (Rp47 miliar), busa plastik 722.000 m2 (Rp665 juta), dan busa jok mobil 4.500 unit (Rp186 juta).

Proses produksi busa sintetis berisiko tinggi karena bahan bakunya (isosianat) beracun dan bersifat karsinogenik. Kondisi ini menyebabkan permintaan terhadap busa alam meningkat.

Busa alam lebih unggul dibanding busa sintetis dalam hal kenyamanan dan umur pakai. Untuk memberikan nilai kepegasan yang sama, busa alam hanya memerlukan ketebalan sepertiga dari busa sintetis.

Kelembagaan Industri Barang Jadi Karet

Berbagai produk karet keperluan umum telah mampu dihasilkan oleh industri berskala UKM atau perajin di perkotaan. Peralatan yang digunakan relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan umumnya bermutu kurang baik. Namun demikian pangsa pasarnya cukup besar yakni kalangan menengah ke bawah.

Dalam operasionalnya, perajin didukung oleh pihak penyedia kompon dan cetakan. Produksi biasanya berdasarkan pesanan dan produk dipasarkan oleh pihak lain (mediator atau pedagang antara). Barang jadi karet yang dihasilkan oleh UKM antara lain adalah sol sepatu, seal/gasket, onderdil mobil/ motor, serta asesori furnitur/ rumah tangga.

sumber : * Deptan disbun Sumsel/Litbang Deptan